Susanti Ugal-ugalan, Gondong Abah: Awas Kecelakaan!

24SMNew-SIANTAR | Gaya kepemimpinan Plt Wali Kota Siantar dr Susanti Dewayani, ugal-ugalan. Jika hal semacam itu diteruskan; awas kecelakaan.

Peringatan ini disampaikan pemerhati Kebijakan Kota Siantar, Gondong Abah. Terkait, sebanyak 10 pejabat setingkat eselon II dan satu camat yang dicopot oleh Wakil Wali Kota Siantar sekaligus Plt Wali Kota Siantar, Susanti Dewayani.

Example 325x300

“Dua hari baru dilantik, belum ada serah-terima jabatan dari wali kota sebelumnya, belum pun diparipurnakan oleh DPRD Siantar, Bu Susanti sudah mencopot 11 pejabat. Ini ugal-ugalan gaya kepemimpinan seperti ini. Kalau diteruskan, kita tinggal nunggu kecelakaannya kapan,” tegas Gondong Abah, Selasa (8/03/2022) pagi.

Dianalogikannya, Susanti sebagai seorang dokter yang pernah bekerja di rumah sakit, sebenarnya paham tata kelola kerja yang baik dan benar. Susanti bahkan diyakininya berulangkali sudah mempraktikkan pola kerja yang profesional sebagai seorang dokter.

Misalnya dalam hal penanganan seorang pasien di rumah sakit. Ketika terjadi pergantian sift jaga khususnya. Perawat yang akan bebas tugas pasti melakukan serah-terima tugas terlebih dahulu kepada perawat yang akan menggantikan.

Bahkan tak jarang, kedua perawat yang akan serah-terima tugas itu, mengunjungi langsung si pasien ke kamar perawatan. Disitulah momen penting mereka saling tukar informasi untuk memahami kondisi pasien.

Dari situ kemudian, perawat yang meneruskan tugas, bisa mengetahui kondisi pasien dan melaporkannya kepada dokter yang akan menangani pasien nantinya. Dokter yang akan menangani si pasien, tentu akan lebih mudah untuk mengambil tindakan apa yang menguntungkan bagi pasien.

“Jadi saya rasa Bu Susanti paham pola kerja seperti itu. Begitu jugalah saat sekarang beliau menjabat sebagai Plt Wali Kota Siantar. Seharusnya saat baru memulai tugasnya kemarin, beliau itu, mohon maaf: Rendah diri saja. Terlepas siapa wali kota sebelumnya. Tapi dengan mau berkoordinasi terlebih dahulu dengan wali kota sebelumnya, Susanti akan lebih dinilai bermartabat di mata publik. Selain mendapat masukan tentunya,” sambung Gondong.

Namun sebaliknya, dengan gaya yang terkesan ugal-ugalan, harapan publik kepada Susanti untuk bisa membenahi Siantar, perlahan akan luntur dengan sendirinya. Tidak lagi mengedepankan etika dan norma yang bisa dijadikan contoh kepada publik.

“Coba bayangkan. Ada beragam program tengah dilaksanakan para pejabat itu. Tapi karena dicopot, bukan tidak mungkin program yang akan atau pun tengah berjalan, rusak di tengah jalan,” kuwatir Gondong mengemuka.

Gaya kepemimpinan kuno seperti itu menurut Gondong, hendaknya ditinggalkan oleh Susanti. Sehingga, Susanti benar-benar berbeda dari yang lain.

“Kita tidak dalam rangka membela pejabat yang dicopot, Tidak! Kita hanya dalam rangka mengawal kepemimpinan Susanti. Kita berharap, beliau tidak hanya dicatat dalam sejarah sebagai perempuan pertama yang bisa menjadi wali kota di Siantar. Namun juga satu-satunya wali kota yang dikenang dengan kesuksesan membenahi Siantar dengan nilai positif,” tutup Gondong.

Seperti diketahui, baru dilantik dua hari sebagai Wakil Wali Kota, Susanti Dewayani yang secara otomatis menjadi Plt Wali Kota Siantar, langsung menerbitkan surat tugas baru kepada 10 pejabat setingkat eselon II dan satu camat. Dari 10 pejabat setingkat eselon II, hanya satu yang tak tergusur. Yakni, Masni yang menjabat Plt Kadispenda. Selebihnya, tergusur manyur dari jabatan masing-masing. (ung)