SIMALUNGUN-24SMNew | Sejak tahun 2019 diburu, Lapas Kelas IIA Pematangsiantar tak kunjung berhasil mendapatkannya. Lantas, akankah tahun ini kesempatan itu juga akan kembali lepas?
Menjawab hal itu, Kalapas Kelas IIA Pematangsiantar, M Pithra Jaya Saragih, mengaku sungguh-sungguh untuk tidak lagi gagal kali ini. Tahun 2024, Pithra optimis bisa meraihnya.
“Lapas Kelas IIA Pematangsiantar telah berjuang untuk bisa meraih predikat WBK sejak tahun 2019. Namun belum berhasil. Tahun ini, kami berharap dapat meraihnya. Demi membawa nama baik Kota Pematang Siantar dan Kabupaten Simalungun,” jawab Pithra Saragih, Kamis (16/05/2024) siang.
Sudah masuk hari ke-2, Lapas Kelas IIA Pematangsiantar menjalani penilaian. Diuji kelayakan dan kepatutannya untuk pantas dianugerahi predikat Zona Integritas menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) oleh tim Kementerian Kumham RI. Keinginan mendapatkan predikat WBK itu sudah dimimpika sejak 5 tahun silam.
Tak hanya WBK, tim Desk Evaluasi di Rayon II, juga menilai apakah Lapas Kelas IIA Pematangsiantar, bisa dikategorikan sebagai Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) di lingkungan Kantor Wilayah Kemenkumham Sumatera Utara.
Tak tanggung, penilaian dilakukan langsung oleh Tim Penilai Internal (TPI) dari Inspektorat Jenderal Kementerian Hukum dan HAM RI. Pada kesempatan tersebut, Tim Lapas Kelas IIA Pematangsiantar hadir mengawali Desk Evaluasi.
Tim WBK yang dipimpin Kalapas, tampil dengan membawakan Yel-yel Lapas Pematangsiantar dengan memukau. Sesi selanjutnya, Kalapas Pematangsiantar M Pithra Jaya Saragih, bersama timnya, turut memberikan cindera mata berupa Ulos kepada tim penilai. Pemberian Ulos Simalungun merupakan tanda kehangatan serta persahabatan.
Dilanjutkan kemudian, sesi presentasi yang dipaparkan oleh Kalapas Pematangsiantar dengan terperinci. Termasuk pembangunan Zona Integritas di Lapas Kelas IIA Pematangsiantar.
Presentasi tersebut memuat 6 area perubahan menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan isu-isu strategis terkait pembangunan Zona Integritas di Lapas Pematangsiantar. Selain itu inovasi-inovasi yang dicanangkan dalam rangka memitigasi isu-isu terkait zona bersih korupsi.
Tak ketinggalan pula, menonjolkan keberhasilan hingga sejumlah penghargaan dari berbagai instansi yang telah diperoleh. Kalapa yang belum genap menjabat 1,5 tahun ini juga memaparkan peningkatan sarana-prasarana berupa visualisasi “Before-After”. Dimana itu bertujuan meningkatkan kualitas layanan di Lapas Kelas IIA Pematangsiantar.
Pada sesi evaluasi ini, tim penilai juga melontarkan pertanyaan kepada tim WBK Lapas Pematangsiantar. Baik itu terkait isu-isu strategis, serta kesinambungan inovasi yang dicanangkan. Berupa Punic Button, Ruang Cerita, Integrasi Online, Program Rehabilitasi hingga Optimalisasi Pengelolaan Anggaran.
Tim Penilai juga memberikan beberapa catatan terkait pemaksimalan pembangunan Zona Integritas di Lapas Kelas IIA Pematangsiantar. Tim penilai menekankan pula Komitmen Bersama yang merupakan hal paling utama serta paling mendasar dalam pembangunan Zona Integritas.
Tim penilai menyampaikan kepada jajaran Lapas Pematangsiantar, untuk memastikan akuntabilitas serta peningkatan penyerapan anggaran. Memastikan inovasi-inovasi yang diterapkan memiliki dampak yang berkesinambungan, sehingga mampu mewujudkan sarana yang “make and deliver”.
Sehingga dalam jangka waktu panjang inovasi tersebut dapat dievaluasi secara berkala dan manfaatnya bisa dirasakan oleh pengguna layanan secara luas.
Terkait hal tersebut Kalapas Pematangsiantar Pithra Jaya Saragih, menyampaikan rasa terimakasihnya atas saran dan masukan tim penilai. Kalapas menyampaikan bahwa Lapas Kelas IIA Pematangsiantar bersungguh-sungguh dalam mewujudkan Reformasi Birokrasi melalui Pembangunan Zona Integritas menuju WBK tahun 2024. (Ung/rel)